Muhammad Jusuf Kalla lahir di Wattampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942. Ia menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar tahun 1967 dan The European Institute of Business Administration Fountainebleu, Prancis (1977). Pada Oktober 2004 menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) berhasil sebagai pemenang Pemilu. SBY dilantik sebagai Presiden RI ke-6 dan M. Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI ke-10. Pasangan ini menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih rakyat secara langsung. Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Presiden RI ke-4), M. Jusuf Kalla dipercayakan selama kurang dari setahun (1999-2000) sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI merangkap Kepala Bulog. Pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004) ia dipilih menduduki jabatan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri sebagai Menko Kesra RI sebelum maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain tugas-tugas sebagai Menko Kesra, M. Jusuf Kalla telah meletakkan kerangka perdamaian di daerah konflik Poso, Sulawesi Tengah, dan Ambon, Maluku. Lewat pertemuan Malino I dan Malino II dan berhasil meredakan dan menyelesaian konflik di antara komunitas Kristen dan Muslim. Kunjungan kerjanya sebagai Menko Kesra ke Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada awal tahun 2004 memberinya inspirasi untuk menerapkan pengalaman penyelesaian konflik Ambon-Poso di NAD. Upaya penyelesaian Aceh di dalami dan dilanjutkan penanganannya saat setelah dilantik menjadi Wakil Presiden RI. Akhirnya, kesepakatan perdamaian untuk NAD antara Pemerintah dan tokoh-tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berhasil ditandatangani di Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005. Pengalaman pada organisasi pemuda/mahasiswa seperti Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969 memberi bekal untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sulit tersebut. Tahun 1965 sesaat setelah pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), M. Jusuf Kalla terpilih menjadi Ketua Pemuda Sekber Golkar Sulawesi Selatan dan Tenggara (1965-1968). Kemudian, terpilih menjadi Anggoa DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Periode 1965-1968 mewakili Sekber Golkar. Pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar di Bali, bulan Desember 2004 ia terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar Periode 2004-2009. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Anggota Dewan Penasihat DPP Golkar, dan menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Utusan Golkar (1982-1987), serta Anggota MPR-RI Utusan Daerah (1997-1999). Putra pasangan Hadji Kalla dan Hajjah Athirah ini sebelum terjun ke pemerintahan dikenal luas oleh dunia usaha sebagai pengusaha sukses. Usaha-usaha yang dirintis ayahnya, NV. Hadji Kalla, diserahkan kepemimpinannya sesaat setelah ia diwisuda menjadi Sarjana Ekonomi di Universitas Hasanuddin Makassar Akhir Tahun 1967. Di samping menjadi Managing Director NV. Hadji Kalla, juga menjadi Direktur Utama PT Bumi Karsa dan PT Bukaka Teknik Utama. Usaha yang digelutinya, di samping usaha lama, ekspor hasil bumi, dikembangkan usaha yang penuh idealisme, yakni pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan, jembatan, dan irigasi guna mendorong produktivitas masyarakat pertanian. Anak perusahaan NV. Hadji Kalla antara lain; PT Bumi Karsa (bidang konstruksi) dikenal sebagai kontraktor pembangunan jalan raya trans Sulawesi, irigasi di Sulsel, dan Sultra, jembatan-jembatan, dan lain-lain. PT Bukaka Teknik Utama didirikan untuk rekayasa industri dan dikenal sebagai pelopor pabrik Aspal Mixing Plant (AMP) dan gangway (garbarata) di Bandara, dan sejumlah anak perusahaan di bidang perumahan (real estate); transportasi, agrobisnis dan agroindustri. Atas prestasinya di dunia usaha, Jusuf Kalla dipilih oleh dunia usaha menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan (1985-1997), Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia (1997-2002), Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Sulawesi Selatan (1985-1995), Wakil Ketua ISEI Pusat (1987-2000), dan Penasihat ISEI Pusat (2000-sekarang). Di bidang pendidikan, Jusuf Kalla menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Hadji Kalla yang mewadahi TK, SD, SLTP, SLTA Athirah, Ketua Yayasan Pendidikan Al-Ghazali, Universitas Islam Makassar. Selain itu, ia menjabat Ketua Dewan Penyantun (Trustee) pada beberapa universitas, seperti Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar; Institut Pertanian Bogor (IPB); Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar; Universitas Negeri Makassar (UNM), Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina; Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNHAS. Di kalangan ulama dan pemuka masyarakat, nama Jusuf Kalla dikenal sebagai Mustasyar Nahdhatul Ulama Wilayah Sulawesi Selatan, melanjutkan tugas-tugas dan tanggung jawab ayahnya, Hadji Kalla, yang sepanjang hidupnya menjadi bendahara NU Sulsel juga menjadi bendahara Masjid Raya, Masjid Besar yang bersejarah di Makassar. Ketika akan membangun masjid bersama Alm. Jenderal M. Jusuf, Jusuf Kalla dipilih menjadi Ketua Yayasan Badan Wakaf Masjid Al-Markaz al-Islami (Masjid Jend. M. Jusuf). Sekarang, Masjid tersebut menjadi Masjid termegah di Indonesia Timur. Di kalangan agama-agama lain selain Islam, Jusuf Kalla dipilih menjadi Ketua Forum Antar-Agama Sulsel. Penggemar olah raga golf ini, selama sepuluh tahun (1980-1990) menjadi Ketua Persatuan Sepak Bola Makassar (PSM) dan Pemilik Club Sepak Bola Makassar Utama (MU) tahun 1985-1992. H. M. Jusuf Kalla yang menikah dengan Nyonya Hajjah Mufidah Jusuf telah dikaruniai satu putra dan empat putri serta dikaruniai sembilan cucu. Selain tugas rutin, Wakil Presiden Republik Indonesia juga melaksanakan program-program strategis pemerintah Indonesia, meliputi: revitalisasi pertanian dan kehutanan, pertanian; peningkatan kinerja industri dalam negeri dengan membangun industri listrik, dan industri pertahanan, energi dan sumber daya mineral; pekerjaan umum dengan percepatan pembangunan jalan tol Trans-Jawa, jalan di luar Jawa serta proyek pengairan skala menengah. Program strategis Wakil Presiden Republik Indonesia juga mencakup: percepatan pembangunan bandara udara, pelabuhan dan kereta api; perdagangan dengan peningkatan ekspor; kelautan untuk peningkatan produksi perikanan; tenagakerja dengan penyelesaian masalah perburuhan; perumahan dengan membangun rumah susun; pariwisata dengan peningkatan; bidang BUMN dengan peningkatan kinerja BUMN; bidang Usaha Kecil Menengah dengan menghidupkan kembali sistem jaminan untuk kredit kecil; dan bidang penanaman modal dengan menyusun program perbaikan Doing Business. DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla Tempat/Tgl. Lahir : Watampone, 15 Mei 1942 Alamat Rumah : Jl. Denpasar Raya CIII/9 Kuningan Jakarta Pusat Isteri : Ny. Mufidah Jusuf Tempat/Tgl. Lahir : Sibolga, 12 Februari 1943 Anak-anak : 1. Muchlisa Jusuf 2. Muswirah Jusuf 3. Imelda Jusuf 4. Solichin Jusuf 5. Chaerani Jusuf 6. Cucu : (1). Ahmad Fikri; (2) Mashitah; (3) Jumilah Saffanah; (4) Emir Thaqib; (5) Rania Hamidah; (6) Aisha Kamilah; (7) Siti Safa; (8) Rasheed; dan (9) Maliq Jibran. Pendidikan Terakhir : Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar, 1967 PENGALAMAN PEMERINTAHAN * 1999 – 2000 : Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia * 2001 – 2004 : Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rayat Republik Indonesia * 2004 – Sekarang : Wakil Presiden RI PARTAI GOLKAR * N P A G : 20000000066 * 1965 – 1968 : Ketua Pemuda Golkar Sulsel * 1978 – 1999 : Anggota Dewan Penasehat DPD Golkar Sulawesi Selatan * 1999 – 2005 : Anggota Dewan Penasehat DPP Gololongan Karya (Golkar) * 2005 – sekarang : Ketua Umum DPP Golkar LEMBAGA LEGISLATIF * 1965 – 1968 : Anggota DPRD Sulsel, mewakili Pemuda Sekber Golkar * 1982 – 1987 : Anggota MPR – RI Utusan Golkar BIDANG AGAMA * Ketua Yasan Badan Wakaf Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar * Bendahara Masjid Raya Makasar * Mustasyar NU Sulsel * Ketua Forum Antar-Agama Sulsel BIDANG OLAHRAGA * 1980-1990 : Ketua PSM Makassar * 1985-1992 : Ketua Klub Sepak Bola Makassar Utama * 1980-1990 : Bendahara PERBAKIN Sulawesi Selatan BIDANG ORGANISASI MAHASISWA * 1964-1966 : Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNHAS Makassar * 1965-1966 : Ketua Umum HMI Cabang Makassar * 1966-1968 : Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Sulawesi Selatan BIDANG ORGANISASI PROFESI * 1985-1997 : Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sulawesi Selatan * 1997-2002 : Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia * 1985-1995 : Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Sulawesi Selatan * 1987-2000 : Wakil Ketua ISEI Pusat * 2000-Sekarang : Penasehat ISEI Pusat * 1990-Sekarang : Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Hasanudin, Makassar. * 1987-1992 : Anggota MPR RI (Anggota Badan Pekerja) - Utusan Golkar * 1992-1997 : Anggota MPR RI (Anggota Badan Pekerja) - Utusan Daerah * 1997-1999 : Anggota MPR RI (Anggota Badan Pekerja) - Utusan Daerah BIDANG DUNIA USAHA * 1969-2001 : Direktur Utama NV. Hadji Kalla * 1969-2001 : Direktur Utama PT. Bumi Karsa * 1988-2001 : Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama * 1988-2001 : Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama * 1988-2001 : Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa * 1995-2001 : Komisaris Utama PT Bukaka Siagtel International BIDANG SOSIAL/PENDIDIKAN * 1982-Sekarang : Ketua Umum Yayasan Pendidikan Hadji Kalla * 1990-Sekarang : Ketua Umum Yayasan pendidikan Al-Gozali Universitas Islam Makassar * 1975-1995 : Ketua Yayasan Badan Wakaf Universitas Muslim Indonesia, Makassar * 1975-Sekarang : Ketua Perguruan islam Dutumuseng, Makassar * 1980-Sekarang : * Anggota Dewan Penyantun Universitas Hasanudin, * Anggota Dewan Penyantun IAIN Makassa, * Anggota Dewan Penyantun UNM/IKIP Makassar. * 2002-Sekarang : Anggota Wali Amanat IPB-Bogor. * 2006-Sekarang : Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina.
**********
Wiranto lahir pada 4 April 1947 di Solo. Ia adalah seorang tokoh militer dan politikus Indonesia. Dikenal luas sebagai seorang jenderal yang pernah menjadi pucuk pimpinan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), ia pun aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan. Tegas, cerdas, berkarakter kuat, namun murah senyum merupakan ciri khas pria tampan bertubuh atletis ini. Tak heran ia tetap menjadi idola dan panutan banyak orang. Apalagi ia sempat mencalonkan diri sebagai Capres di Pemilu 2004 lalu sehingga namanya tetap dikenal luas oleh rakyat. Pada Pemilu 2009 ini, karena partai yang dipimpinnya tidak mencukupi target perolehan suara, maka ia berkoalisi dengan Partai Golkar diusung sebagai Cawapres. KARIR MILITER Namanya melejit setelah menjadi ADC Presiden Suharto tahun 1987-1991. Setelah sebagai ajudan presiden, karir militer Wiranto semakin menanjak ketika tampil sebagai Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, dan KSAD. Selepas KSAD, ia ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Pangab (sekarang Panglima TNI) pada Maret 1998. Pada masa itu terjadi pergantian pucuk kepemimpinan nasional. Posisinya yang sangat strategis menempatkannya sebagai salah satu pemain kunci bersama Wakil Presiden B.J. Habibie. Ia tetap dipertahankan sebagai Pangab di era Presiden Habibie. KARIR SIPIL Kariernya tetap bersinar setelah Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tampil sebagai presiden keempat Indonesia. Ia dipercaya sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, meskipun kemudian dinonaktifkan dan mengundurkan diri. Pada 26 Agustus 2003, ia meluncurkan buku otobiografi dengan judul Bersaksi di Tengah Badai. Setelah memenangi konvensi Partai Golkar atas Ketua Umum Partai Golkar Ir. Akbar Tandjung, ia melaju sebagai kandidat presiden pada 2004. Bersama pasangan kandidat wakil presiden Salahuddin Wahid, langkahnya terganjal pada babak pertama karena menempati urutan ketiga dalam pemilihan umum presiden 2004. MENYONGSONG PEMILU 2009 Pada 21 Desember 2006, ia mendeklarasikan Partai Hati Nurani Rakyat (Partai Hanura) dan tampil sebagai ketua umum partai. Deklarasi partai dilakukan di Hotel Kartika Chandra, Jakarta dan dihadiri ribuan orang dari berbagai kalangan. Mantan presiden Abdurrahman Wahid, mantan Ketua Umum Partai Golkar Ir Akbar Tandjung, mantan wakil presiden Try Sutrisno, Ketua Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Ryamizard Ryacudu, mantan menteri perekonomian Kwik Kian Gie, dan tokoh senior Partai Golkar Oetojo Oesman menghadiri peresmian partainya. Deklarasi partai juga dihadiri sejumlah pengurus, yaitu mantan Sekjen Partai Golkar Letnan Jenderal TNI (Purn) Ary Mardjono, mantan Gubernur Jawa Tengah Ismail, mantan menteri pemberdayaan perempuan DR Hj. Tuty Alawiyah AS, Yus Usman Sumanegara, mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Subagyo HS, mantan Wakil Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) H. Fachrul Razi, mantan Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi (Purn) Chaeruddin Ismail, Marsda TNI (Purn) Budhi Santoso, Letnan Jenderal (Purn) Suadi Marasabessy, Mayor Jenderal TNI (Purn) Aspar Aswin, Laksda TNI (Purn) Handoko Prasetyo RS, Mayor Jenderal TNI (Purn) Aqlani Maza, Mayor Jenderal (Purn) Djoko Besariman, Mayor Jenderal (Purn) Iskandar Ali, Samuel Koto, dan mantan menteri keuangan Fuad Bawazier, pendiri Partai Bintang Reformasi Djafar Badjeber, pengacara Elza Syarief, Gusti Randa, dan pengusaha asuransi Jus Usman Sumaruga. Pada 17 Januari 2007, ia bertemu dengan Ketua DPR-RI Agung Laksono di Komplek MPR/DPR, Senayan (Jakarta). Pertemuan itu menjadi langkah awal dalam menyosong Pemilu Presiden 2009. Ia menyatakan kesiapannya berhadapan kembali dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jika mencalonkan kembali. Pendidikan : * Akademi Akademi Militer Nasional, lulus 1968 * Sussar Para 1968 * Sussarcab Infantri 1969 * Susjur Dasar Perwira Intelijen 1972 * Suslapa Infantri 1976 * Suspa Binsatlat 1977 * Sekolah Staf dan Komando TNI AD 1984 * Lemhanas 1995 (Peserta Terbaik) Pangkat Militer : * Letnan Dua 1968 * Letnan Satu 1971 * Kapten 1973 * Mayor 1979 * Letkol 1982 * Kolonel 1989 * Brigjen TNI 1993 * Mayjen TNI 1994 * Letjen TNI 1996 * Jenderal TNI 1997 Karir Militer : * Korps Kecabangan Infantri 1968 * Komandan Peleton Yonif 713 Gorontalo, Sulawesi Selatan * Komandan Yonif 712 1982 * Karo Tiknik Dirbang 1983 * Kadep Milnik Pusif 1984 * Kepala Staf Brigade Infanteri IX, Jawa Timur 1985 * Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Kostrad, Jakarta 1987 * Asisten Operasi Divisi II Kostrad, Jawa Timur * Ajudan Presiden 1989-1993 * Kasdam Jaya 1993-1994 * Pangdam Jaya 1994-1996 * Panglima Kostrad 1996-1997 * Kepala Staf Angkatan Darat 1997-1998 * Panglima ABRI 1998-1999 Karir Menteri : * Menhankam/Pangab 1998 (Kabinet Pembangunan VII) * Menhamkan/Pangab/Panglima TNI 1998-1999 (Kabinet Reformasi Pembangunan-Habibie) * Menko Polkam, 1999-2000 (Kabinet Persatuan Nasional-Gus Dur) Organisasi Olahraga : * Ketua Umum Federasi Karatedo Indonesia (FORKI) * Ketua Umum Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI)
**********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar